10 Maret 2022 8:26 am

Memastikan anak mengenyam pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi tampak sukar diwujudkan jika hanya mengandalkan tabungan

Memastikan anak mengenyam pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi tampak sukar diwujudkan jika hanya mengandalkan tabungan
Novianti dan Iksan dihinggapi perasaan campur aduk setelah mendengar cerita Pak Djoko tentang pengalamannya menyiapkan dana pendidikan buat anaknya. Di satu sisi, pasangan yang baru punya anak satu itu terinspirasi oleh pengalaman sang tetangga. Di sisi lain, keduanya malah merasa bahwa upaya yang sama bakal sulit diterapkan dalam kehidupan mereka, lebih-lebih dalam situasi pandemi seperti saat ini.
“Sejak mengetahui istrinya mengandung, 20 tahun lalu, Pak Djoko mulai menyiapkan dana pendidikan buat si bayi. Saban bulan, ia menyimpan uang minimal sebesar Rp1,000.000 di tabungan hingga si anak lulus SMA. Kini, anak Pak Djoko tengah melanjutkan kuliah di Inggris,” beber Novianti, 29 tahun.
Meski sekilas upaya semacam itu tampak bisa dilakukan siapa saja, kondisi keluarga Pak Djoko “amat diuntungkan” oleh pekerjaannya saat masih produktif dulu: seorang petinggi perusahaan BUMN cabang Jawa Barat. Sedangkan bagi pekerja swasta Novianti dan Iksan, lebih-lebih dalam kondisi pagebluk seperti sekarang, upaya menyiapkan dana tabungan dengan cara demikian tak ubahnya sebuah kemewahan.

“Dua tahun belakangan situasi keuangan kami kurang stabil. Saya dan dan istri sempat dirumahkan, cicilan KPR jalan terus, sedangkan kami juga ingin menyiapkan dana pendidikan sedini mungkin,” terang Iksan, 30 tahun.

Masuk akal jika Novianti dan Iksan ingin segera punya dana pendidikan buat anaknya yang sekarang berusia 3 tahun. Selama pandemi, keduanya menyadari dua hal yang selama ini sering terabaikan. Pertama, musibah (termasuk ajal) bisa datang kapan saja; kedua, betapa pentingnya perkara perencanaan finansial.

Ya, hari-hari belakangan, tiap mendapat kabar duka dari orang-orang di lingkaran terdekat, Novianti dan Iksan kian sadar bahwa untuk memastikan anak mengenyam pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi tampak sukar diwujudkan jika hanya mengandalkan tabungan.

“Kami harus mulai merencanakan skema pembiayaan yang menjamin pendidikan anak tetap lancar bahkan jika ia dihadapkan pada situasi terburuk, misalnya salah satu dari kami dinyatakan kritis atau malah mangkat lebih dulu,” sambung Iksan.

Kekhawatiran Iksan kian menjadi mengingat biaya yang ia perlukan untuk masuk salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung, 13 tahun lalu. “Saat itu, uang semester hanya Rp975 ribu. Kini, dengan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT), biaya semester di jurusan kami mencapai lima jutaan,”.

Sebagai gambaran, per Februari 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut inflasi pendidikan di Indonesia mencapai 3,81 persen per tahun, sedangkan kenaikan rata-rata uang pangkal mencapai 10-15 persen per tahun. Lumayan besar, kan?

Memang, seperti kata Bethany Teachman, profesor psikologi di Universitas Virginia, “Tidak ada naskah yang bisa diikuti tentang cara hidup di tengah pandemi.” Namun dalam soal perencanaan finansial dan dana pendidikan, ungkapan itu tidak sepenuhnya berlaku. Selain mengikuti langkah Pak Djoko membuka tabungan, dana pendidikan juga bisa disiapkan lewat asuransi, lebih tepatnya asuransi pendidikan--produk keuangan yang kini mulai sering dipikirkan Iksan dan Novianti.

Laman sikapiuangmu.ojk.go.id menggaris bawahi asuransi pendidikan sebagai gabungan proteksi asuransi jiwa dengan instrumen pasar uang (Asuransi Pendidikan Dwiguna) serta proteksi asuransi jiwa dengan investasi (Asuransi Pendidikan Unit Link). Dengan demikian, dasar asuransi pendidikan adalah asuransi jiwa: memberi jaminan atas masa depan pendidikan anak jika suatu saat orang tua mengalami cacat total atau meninggal dunia.

Sebelum membeli asuransi pendidikan, pastikan produk yang kamu pilih berasal dari perusahaan yang punya rekam jejak tepercaya, misalnya PT Prudential Life Assurance. Dengan semangat inovasi, Juli lalu perusahaan yang lebih dikenal dengan sebutan Prudential Indonesia ini meluncurkan Asuransi Jiwa Syariah PRUCerah (PRUCerah), yakni produk asuransi jiwa syariah tradisional dengan manfaat dana pendidikan bulanan dan tambahan dana Pendidikan (jika ada).

Beragam Manfaat Unggulan


-
PRUCerah ditujukan bagi orang tua berusia 19-55 tahun yang sedang mempersiapkan pendidikan anak yang saat ini berusia 1-18 tahun, dengan pilihan masa pembayaran kontribusi selama 5 tahun atau sesuai dengan Masa Tunggu Manfaat Dana Pendidikan.

Adapun Masa Tunggu Manfaat Dana Pendidikan yang disediakan PRUCerah berlangsung antara 8-18 tahun sejak polis diterbitkan.

Sebagai gambaran, jika saat ini kamu punya anak berusia 3 tahun dan kamu membeli PRUCerah dengan kontribusi sebesar Rp12.034.000 per tahun untuk Masa Pembayaran Kontribusi dan Masa Tunggu Manfaat Dana Pendidikan selama 15 tahun, maka Masa Perlindungan berlaku hingga anak berusia 22 tahun (Masa Tunggu Manfaat Dana Pendidikan 15 tahun dan Manfaat Dana Pendidikan 4 tahun).

Manfaat Dana Pendidikan yang kelak kamu dapat klaim antara lain Manfaat Penarikan Tunai Sekaligus (mencapai Rp90 juta) dan Manfaat Penarikan Tunai Berkala per Bulan (Rp2,5 juta selama 4 tahun).

Selain itu, kamu juga bisa berpotensi mendapat Tambahan Manfaat Penarikan Tunai Berkala Tahunan (jika ada) sebesar Rp4,5 juta per tahun dan Tambahan Manfaat Akhir Kepesertaan (jika ada) sebesar Rp6,3 juta apabila Peserta Utama/anak masih hidup hingga akhir kepesertaan. Tambahan Manfaat Penarikan Tunai Berkala Tahunan dan Tambahan Manfaat Akhir Kepesertaan dengan asumsi Sedang 7,5% yang di tentukan berdasarkan tanggal Ulang Tahun Polis atau tanggal akhir kepesertaan.

Dalam situasi pandemi, jelas, berbagai risiko kehidupan berpotensi menghambat atau menghentikan kelangsungan pendidikan anak. Sebab itu, PRUCerah tidak hanya menawarkan manfaat dana pendidikan, namun juga memberikan manfaat bebas kontribusi ketika orang tua meninggal dunia, menderita cacat total dan tetap atau kondisi kritis.

(Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap, silakan kunjungi tautan ini)

Dengan segala manfaat di atas, tiada alasan bagi para orang tua seperti Novianti dan Iksan untuk tidak menyediakan dana pendidikan tinggi. “Dengan kontribusi minimal Rp500 ribu per bulan, kami yakin dana pendidikan tinggi bisa diusahakan sejak sekarang,” tukas Novianti.

Penting diingat, saat hendak membeli produk asuransi jiwa pastikan kamu membaca Ringkasan Informasi Produk dan Ilustrasi Asuransi Jiwa dari tenaga pemasar dengan teliti agar terhindar dari kesalahpahaman (juga penyesalan) di kemudian hari. Memahami Ilustrasi Asuransi Jiwa penting untuk memberikan gambaran kepada Calon Pemegang Polis tentang produk yang akan dibeli dan kelak diterbitkan menjadi polis.

Ilustrasi Asuransi Jiwa berisikan informasi tentang Calon Pemegang Polis, Total Kontribusi yang akan dibayarkan sesuai dengan frekuensi pembayaran yang telah dipilih oleh Calon Pemegang Polis, manfaat produk dan perlindungan untuk peserta yang diasuransikan, ringkasan ilustrasi dengan masa pembayaran yang telah dipilih, juga biaya dan risiko yang tidak ditanggung oleh produk asuransi.

Ilustrasi Asuransi Jiwa ini nantinya juga akan diberikan kepada nasabah bersama dengan buku polis saat terbit.
Sumber :
Baca selengkapnya di artikel "Cerahkan Masa Depan Buah Hati dengan Pendidikan Tinggi", https://tirto.id/giil


Blog Post Lainnya
-
@2024 Digital Insurance Agent Inc.